By: Ferdian Ananta kusuma
MENYUSURI SEJARAH CB
INDONESIA (CBI)
Membuat catatan mengenai sejarah berdirinya CB Indonesia,
ibarat memotret masa lalu yang kusut, namun sejatinnya dari masa lalu
kita bisa mengurai untuk mengambil ikhmah sekaligus sebagai bahan refleksi
untuk kemajuan masa mendatang.
Untuk melengkapi tulisan ini saya harus mengingat kembali
data-data yang saya miliki termasuk harus mengkonfrimasi ke sahabat-sahabat
lama saya termasuk para senior, yang tentunya juga ikut terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam pendirian CBI, sehingga memperkuat refrensi saya dalam
tulisan ini.
Saya harus menyebut sahabat-sahabat /kakak saya ini,
yang tak saya ragukan kredibelitasnya atas kesaksiannya atas kiprah CB
Regional Jatim, CB Owner hingga CB Indonesia, mereka adalah Kang Ndun, Bro
Hanny mantan Ka MCBC Malang, Yanto (Sinyo) ka CB Owners Pasuruan, Jery dan
Sulis pentolan Black CB Jember, Bro Denny mantan ka SCBC Semarang, Bro Jhony
mantan Ka CB Mobta, Pak Is mantan Ka CB Jateng DIY, serta Rahem Ka CB Madura.
Ilustrasi:
Berdirinya CB Indonesia tak terlepas dari serangkaian
sejumlah peristiwa yang melingkupinya dan tidak berdiri tunggal. Seperti kita
ketahui Jawa Timur adalah basis bagi pecinta motor CB. Keberadaan Klub CB di
Jatim maupun di Jateng sejatinya ada sudah ada sejak dua dasawarsa lebih , Klub
tersebut adalah CB Nganjuk, MCBC Malang , maupun SCBC semarang…Bahkan beberapa
klub lainnya di Jatim usainya mendekati 20 tahun. Suburnya Klub CB di Jatim
rupanya telah memberikan warna gairah bagi perkembangan per CB-an di
tanah air.
Di Jatim sendiri dari perkumpulan klub CB di tingkat
kabupaten kemudian makin lama makin membesar menjadi kumpulan tingkat
daerah/regional dengan berdirinya CB Regional Jawa Timur. Bahkan salah satu
agenda rutinnnya adalah Jambore Regional CB Jawa Timur.
Beberapa agenda Jambore Jatim yang pernah di digelar yakni
pertama digelar Jambore I di Nganjuk, kemudian Jambore II di Kediri
, Jambore III dilaksanakan berupa toring dari Surabaya menuju Sarangan
lewat Malang. Jambore IV di Watu Olo Jember , kemudian Jambore Regional V di
Kalibendo Banyuwangi, 21-22 Peb 2004. Dan Jambore Regional VI di Sarangan
Magetan pada tanggal 30-31 Juli 2005.yang kemudian tahun berikutnya jamboree
jatim ekspan hingga ke Bali.
Sekedar memori: Dalam rapat di acara Jambore di Bale Desa
Sarangan Magetan yang dipimpin Ketua CB Regional Jawa Timur Bapak Hendro dan
didampingi Sekretaris Bro Jonggo ini menentapkan Jembrana Bali sebagai tuan
rumah pelaksanaan Jambore CB Regional Jatim yang kemudian disepakati nama
Jambore Regional CB Jatim adalah Jambore Motor CB se Jawa Bali. Jambore
Jatim boleh dikatakan ekspansi hingga ke Bali ini menjadi kisah
sendiri bahkan di satu sisi menjadi kontradiktif atas munculnya ide
pembentukan sebuah klub CB baru untuk menandingi CB Regional Jatim.
Pra CB Owners Indonesia
Jambore CB se Jawa Bali di GOR Krsna Jvara Jembrana Bali
bisa dikatakan sebagai letupan sarana munculnya CB Owners Indonesia (skala
Nasioanal) hal ini dimaknai sebagai bentuk perlawan atas CB Regional Jawa
Timur.
Dalam Jambore CB se Jawa Bali di Jembrana ini , terdapat
konflik internal di wilayah Jember Jatim, namun imbasnya dibawa ke Jembrana.
Perselisihan antara Black CB Jember dan CB Auto Motif Jember ini, memuncak
hingga terjadi pengusiran terhadap Black CB Jember di acara Jambore tersebut,
yang dalam hal ini dilakukan oleh pihak CB Tapal Kuda (CB eks Karisedenan
Besuki) . Dimana dalam konflik itu, CB Otomotif Jember mendapat dukungan
dari CB Tapal Kuda. Sebelum hari H , kepada panitia pihak CB Tapal Kuda
mengancam tidak akan hadir jika panitia tetap mengundang CB Black Jember
yang diketuai Sulis dengan sekretarisnya Jery. Dan kenyataan panitia tetap
mengundang mengigat semua klub CB adalah saudara.
Sore hari pada Hari H , ternyata CB Black Jember datang
ke lokasi acara yang mendapat respon penolakan dari CB Tapal Kuda, sehingga
sore itu digelar rapat dengan menghadirkan pengurus CB Jatim, pengurus CB Tapal
Kuda dan pihak panitia dalam hal ini CB Jembrana.
Dalam rapat yang difasilitasi CB Jatim itu rupanya tidak
membuahkan hasil. Pihak CB Tapal bersikukuh meminta panitia menolak/mengusir CB
Black Jember dari lokasi acara , dengan ancaman jika tidak, maka hari itu juga
pasukan CB Tapal Kuda yang jumlahnya ratusan personil ini meninggalkan acara.
Namun pihak panitia bersikukuh tidak akan melakukan pengusiran. Melihat
situasai seperti itu CB Black Jember dengan jiwa besar akhirnya mengalah
dan memilih meninggalkan lokasi acara, dan terpaksa sekitar 50 personil
CB Black Jember bermalam di berbagai tempat diantaranya bermalam di tempat bro
Manang anggota CB Jembrana.
Malam hari , di sebuah hotel dekat lokasi acara telah
berkumpul para pimpinan CB, diantaranya Sulis dan Jery dari CB Black Jember ,
bro Hanny Ketua MCBC Malang, Sinyo CB Pasuruan dan belasan orang lainnya hadir
di hotel tersebut. Kehadiran mereka ini tak lain sebagai bentuk simpati dan
tolreransi atas pengusiran CB Black Jember. Saya pun datang ke hotel karena ada
SMS yang meminta saya datang ke hotel saat itu juga “Kalao kita nggak ingat mas
bro dan CB Jembrana sudah dari tadi kita bikin rusuh acara jambore ini,” ujar
Hanny ka MCBC yang prihatin atas pengusiran CB Black Jember ini. Seinggat saya
Hanny begitu geram atas tindakan arogan, sehingga alternatif untuk membuat klub
baru baginya adalah cara terbaik, sehingga gagasan bro Hanny memberi support
atas berdirinya club tandingan.
Dari oborolan yang terjadi malam itu, memang dipenuhi
suasana emosi yang tak terbendung, hingga muncul wacana untuk membuat
organisasai club baru yang lebih besar. Kekecewaan teman-teman ini memang
ditujukan terhadap CB Regional Jatim yang dinilai tidak bisa menetralisir
keadaan kulub di bawahnya termasuk menengahi masalah saat Jambore di Jembrana
saat itu. Namun malam itu teman-teman belum menemukan nama dan bentuk organisasi
klub CB dimaksud. Wacana membentuk organisasi CB tingkat nasional itu kemudian
menjadi agenda utama untuk dibahas dan dimantapkan lagi di Malang dan Batu ,
dengan menindaklanjuti beberapa pertemuan diantaranya di Balekambang Malang dan
pertemuan di Batu Di Villa Songgoriti tanggal 9 okt 2006 , termasuk
mengangkat Mbah Djo sebagai Ka CB Owners.
“Selain pimpinan club dalam acara pertemuan di
Sonngoriti itu hadir juga Mbah Djo, Kang Ndun dan Pak Thoyo ,” jelas
Sinyo Ka CB Owners Pasuruan.
Monumental dari sejarah CB Owners ini dibuktikan dengan
diselenggaranya Jambore Nasioal CB Owners Indonesia di Jember Jatim, 21-22 Juli
2007. Yang dihadiri bukan hanya dari Jatim namun dari berbagai daerah
diantaranya Jateng-DIY, Jabar, Sumatera dan Bali dan Lombok.
Bahkan dalam acara itu juga terdapat rapat yang dipimpin
Mbah Djo sebagai Ka CB Owners dengan berbagai agenda. Namun lantaran pembahasan
materi terlalu lama dan perlu waktu lebih instens menyangkut organisasai
sehingga rapat tidak menghasilan sesuatu. Yang rencananya beberapa materei akan
dibahas lebih lanjut, dan ternyata pembahasan lebih lanjut tersebut
dilaksanakan di Surakarta tepatnya di Pendopo alun2 Utara Kraton Surakarta pada
tanggal 17 Nopember 2007.
Pra CB Indonesia
Mementum pertemuan di Surakarta yang dihadiri perwakilan CB
dari Bali, Jatim, Jateng DIY dan Sumatera saat itu merupakan
cikal bakal berdirinya CBI. Dalam pertemuan di Surakarta itu sejatinya
untuk menbahas rancangan AD/ART namun bahan AD-ART yang disodorkan
oleh Bro Imanuel dari CB Denpasar ke Mbah Djo untuk diperbanyak ternyata
tidak diberikan ke pantia, sehingga pembahasan pun berlanjut terhadap
pergantian nama CB Owners Indonesia.
Bahkan usulan untuk mengganti nama CB Ownres pun harus
dilakukan votting, apakah perlu diganti atau tidak ,yang akhirnya dalam
voting tersebut suara terbanyak meminta adanya pergantian nama. Peserta yang
hadir pun kemudian mengusulkan nama-nama pengganti CB Owners. Beberapa
nama yang diajukan mengganti nama CB Owners adalah CB Indonesia (CBI), Persatuan
CB Indonesia (PCBI) dan ada nama lain seperti Perkumpulan CB Se Indonesia
dan lain-lain.
“Banyak yang memberikan usulan nama pengganti CB Owners
dengan argumentasi masing-masing , kami dari Bali mengajukan nama CB Indonesia,
karena kalau menggunakan kata Owners kata itu ke-barat-baratan, dan nama itu
tidak mencerminkan nasionalisme , “ terang Imanuel Ka CB Denpasar.
Berdirinya CB
Indonesia
Dalam pertemuan di Surakarta tanggal 17 Nopember 2007 ini
tentu patut dijadikan tonggak sejarah berdirinya CB Indonesia (CBI). Yang
kemudian untuk membuktikan CB Indonesia itu memiliki gaung dan kekuatan
bersekala nasional maka digelarlah Jambore Nasional CB Indonesia yang pertama
di Jogya, 1-2 Nop 2008. Dalam Jamnas CBI yang dikaitkan dengan Silaturahmi
Wisata CB itu, juga dihadiri perwakilan CB di Luar Jawa yang juga mendapat
antusias dan respon positif.
Dalam Jamnas itu pula kemudian diusulkan dan ditetapkan nama
pengurus CBI yakni Ketua Mbah Djo (Jatim), Wakil Gede Sastrawan (CBCL Lampung)
sekretaris Doyok (Jockers Jogya). Dalam Jamnas CBI di Jogya ini
juga diperkuat oleh 3 ketua panitia gabungan dari club di Jogya yakni Jefry
dari Mobta, Nanok dari Jogya Revolution CB dan Towo dari Jockers.
Setahun kemudian tepatnya 25-26 Juli 2009, digelar Munas I
CB Indonesia di Semarang, namun kegiatan konsepsional berupa LPJ, membuat
AD-ART. membuat program kerja dan pemilihan kepengurusan tidak terjadi. Munas
CBI di Semarang sama sekali tidak ada pembahasan. Ketua SCBC Semarang bro Deny
pun mengakui tidak ada acara pembahasan apapun dalam Munas CBI di Semarang .
Hal serupa juga terjadi dalam Munas III CB Indonesia di
Mataram Lombok 19 Maret 2011 tahun lalu. Tidak ada satu pun pembahasan Munas
padahal wakil dari Kalimantan, Sumatera , termasuk Bali dan NTB hadir.
Sementara dalam Munas II CB Indonesia di Madura 19 Juni 2010
yang dirangkai dengan deklarasi CB Madura itu, hanya menghasilkan pergantian
dan menetapkan pengurusan baru CBI yakni Mbah Djo Presiden CBI, Wapres Mbah
Kung, Sekretaris bro Andonk, Bendahara bro Johan , dan pengurus lainnya yakni
bro Monos dan bro Agus Brewok. Semuanya pengurus berasal dari Jawa Timur dengan
pertimbangan agar mudah koordinasi dalam melaksanakan tugas dalam pengurusan
organisasi CBI.
Sedangkan Munas IV di Caruban Madiun 8 sep 2012, menelurkan
sejumlah rekomendasi diantaranya revisi AD/ART.
Beberapa kegitan lain yang digelar CBI yakni Jamnas II CB
Indonesia di Kriya Payung Jatinangor Bandung, 26-26 Oktober 2009, Jamnas
III CB Indonesia di Nganjuk Jatim 10 Oktober 2010, dan Jamnas Jamnas IV
CB Indonesia di Bengkulu 26-27 Nopember 2011, serta Rapat Kerja CBI
27-28 nop 2010 di Blitar Jatim………
Kontemplasi :
Hiruk pikuk yang terjadi belakangan ini atas CBI hendaknya
dimaknai sebagai dinamika dalam organisasi sekaligus peringatan. Bagaimanapun juga
besarnya organisasi CBI dengan beragam keterabatasannya ini telah dibangun dan
dibesarkan oleh rakyat CB itu sendiri. Ratusan bahkan ribuan warga CB sendiri
yang akhirnya pula menentukan untuk memberi persepsi dan penilaian atas
pengurus CBI itu sendiri. Banyak tokoh-tokoh CB, sesepuh, yang telah ikut
merintis dan ikut andil atas kelahiran CBI. Namun kesetiaan mereka-mereka ini
tidak untuk digambar gemborkan. Mereka-mereka inilah adalah kekuatan
yang diam, dan tak ingin mendapatkan tempat pun untuk dicacat sekalipun.
Untuk mengingat betapa besarnya partisipasi rakyat CB dalam
memberikan konstribusi terhadap CBI, telah diawali sejak pendirian CBI itu
sendiri, termasuk memfasilitasi semua even CBI. Selain itu tentu kita masih
ingat , ketika warga CB melalui club masing-masing mulai dari Bali,
Jatim, Jateng melakukan aksi kirab bendara CBI secara estafet selama kurun
waktu 2 bulan yang berakhir di Jamnas CBI di Nganjuk.
Ini juga untuk mengukur sejauh mana warga CB memberikan
dukungan sepenuh hati kepada CBI. Makna ini seharusnya menjadi kekuatan bagi
pengurus CBI, dan jangan sesekali melukai perasaan warga CB dengan
menanyakan sejauh mana warga CB memberikan kontribusi terhadap CBI.
Apa yang telah dilakukan rakyat CB tersebut terhadap
symbol kebesaran yang bernama bendera CBI, tak lain untuk bentuk
lain didedikasi yang ditujukan kepada pengurus CBI, dengan harapan
bendera itu menjadi symbol persaudaran CB Bikers se Nusantara. Sebagaimana
Motto CBI yang tertulis dalam bendera “CB Indonesia Menyatukan Nusantara” yang
tak lain spirit sekaligus pesan merolitas segenap warga CBI dan pengurus CBI
untuk tetap mengutamakan persaudaraan di tanah air.
Semoga sekilas cacatan ini menjadi berarti, bila ada
brothers n sis yang ingin ikut berpartisaipasi dalam memberikan penambahan
maupun korekai atas catatan ini tentu kami harapkan sehingga dpt memperkaya
catatan ini .
Terimaksih.
Issaq CB News